Aku tidak tau bagaimana caranya semua mimpi dan imajinasiku
bisa terwujud karna hampir semuanya adalah fiksi. Aku Zafrina Jane aku
bersekolah di sekolah menengah pertama dikota Whitefish A.S . Aku tinggal
bersama ayah dan ibu di dekat bukit indah dengan pohon cemara yang menjulang
tinggi, udara dingin,dan banyak hewan yang menakjukan disana. Aku adalah anak
satu satunya dan karena itu aku sering merasa kesepian, ayah dan ibuku sama
sama sibuk dengan pekerjaan mereka.
Kubuka
mata dan cahaya mataharilah yang pertama ku lihat karna jendela yang tepat
berada di depan tempat tidurku. Sambil merenggangkan tubuh ku ingat ingat mimpi
ku tadi malam tapi aku tidak mengingat mimpiku sama sekali, aku merasa baru
tidur lalu bangun dengan cepat. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan aku
langsung saja mempersiapkan diriku untuk perjalanan di hutan putih penuh salju.
Selesai membersihkan diri aku mencari cari pakaian yang mampu membuatku hangat
dalam perjalanan mengelilingi hutan nanti. Kaos lengan panjang didobel suiter
sutra dan jaket panjang dengan kupluk adalah baju yang ku rasa cukup untuk
membuat tubuhku tidak membeku. Celana jins tepal dengan sepatu bots pun menjadi
pelengkap untuk menghangatkan perjalananku. Semua makanan ringan, beberap
peralatan untuk kehutan dan tentunya kamera kesayanganku sudah siap didalam
ranselku. Aku yakin disana aku pasti akan mendapatkan gambar gambar yang indah.
Perjalanan ku dimulai saat aku mulai memasuki hutan,
ditemani pohon cemara di sekelilingku dan di iringi udara yang sangat dingin.
Walau tidak ada badai salju sama sekali. Sambil jalan aku menganbil gambar yang
indah untuk nantinya ku dokumentasikan dibuku jurnalku. Aku seekor burung
hinggap diatas dahan pohon cemara tanpa menunggu aku langsung menganbil gambar
tersebut dengan kamera. Aku pun terus menyusuri hutan, baruku sadari disini
semakin banyak berubah pohon semakin lebat dan hewan hewan semakin jarang
terlihat. Berjalan lurus untuk mencapai titik pusat hutan yang amat indah
apalagi dengan adanya salju yang mengelimuti. Beberapa meter lagi aku sampai
disana dari te,mpat aku berdiri pun sudah terlihat keindahannya. Sesampainya
aku disana aku benar benar menyadari bahwa setelah beberapa tahun aku tidak
kesini perubahan yang terjadi amat banyak dan makin membuatku takjub akan hutan
ini.
Sambil mengambil gambar disekeliling aku pun melihat jalan
setapak menuju ujung hutan dan pegunungan yang sudah tertutupi pohong dan semak
semak tinggi dan putih oleh salju. Tak ada satupun sudut pandang disana yang
gambarnya tidak tertangkap oleh kameraku. Saat aku melihat kearah jam 3 aku
melihat seorang anak perempuan berambut pirang panjang sedang menunduk
sendirian saat aku dekatin dari sisi samping anak tersebut. Amat terkejutnya
aku bahwa ia sedang memakan seorang anak bayi,aku langsung berbalik badan dan
berfikir kalau dia hanyalah halusinasiku
Tapi saat aku mau berjalan menjauhi anak tersebut tiba tiba
anak perempuan itu menghadangku, seketika aku langsung terdiam kaget dan
ketakutan. Disaat aku ingin berteriak si gadis cilik itupun berkata “maaf ka,
aku tidak bermaksut membuat kaka takut atau apapun”, sambil ketakutan aku
beranikan diri untuk menjawab “kamu siapa? Ngapain kamu disini sendirian? dan untuk ada kamu memakan bayi itu?” gadis itu menunduk didepanku dengan pakaian
yang berlumuran darah manusia “aku tidak
bisa menceritakannya pada kakak”. “okeh kalau kamu tidak mau menceritakannya
pada aku, izinkan aku untuk pergi dari sini dan aku tidak akan menggangu kamu
lagi”, gadis itu pun memandangiku dengen muka sedih “aku hanya ini ikut kakak
memotret pemandangan disini, kumohon boleh yah kak.. aku ga akan mengganggu
kakak, dan kakak pun ga perlu takut sama aku karna aku tidak akan menyakiti
kakak” aku berfikir untuk membohongi ganis ini saja supaya aku dapat memotret
lagi dengan tenang karna gadis itu sangat membuat takut aku. Gadis itu kembali
memohon lagi “aku mengerti kakak masih tidak dapat mempercayai ku, disepanjang
jalan aku akan ceritakan diriku ini apa dan semua yangkakak ingin tahu dari
aku, tapi tolong jangan beritahukan kepada orang lain”. Entah mantra apa yang
digunakan gadis itu hingga bias membuat aku tidak merasa taku lagi kepadany den
membuat aku percaya pada dia. “okeh akan
ku izinkan kau ikut denganku sebentar saja, pertanyaan pertama buat kamu, kamu
ini mahkluk apa? Kanibal?” smbil berjalan gadis itu menjawab pertanyaanku “aku
pun tidak tahu kami ini mahkluk sejenis apa, tapi kami meyakini bahwa kami
adalah seorang kanibal” aku memandangi wajahnya yang sama seperti manusia
biasa, hanya saja matanya yang hitam pekat yang tidak kontras dengan warna
rambut dan kulitnya.
Aku bertanya lagi pada gadis itu sambil terus berjalan
penuju arah pulang dengan lambat “kemu punya keluarga? Berapa banyak? Dan
mereka semua kanibal sama sepertimu?”. “iyah mereka semua sama sepertiku dan
mereka tersebar diseluruh belahan dunia” gadis itu menjawab sambil balik
menatapku “lalu kenapa kamu harus menjadi seorang kanibal?” aku mengira bahwa
mereka adalah manusia kanibal. Tapi dia bukan manusia dan mungkin makluk lain.
“aku atau bisa dibilang kami tidak dapat hidup tanpa meminum darah manusia dan memakan daging manusia ”gadis itu
menjawab dengen suara pelan. Kami pun memutuskan untuk duduk sejenak di batang
pohon “kalian bias mati? Dan berkembang maupun berkembang biak?”, “ ya sama
seperti manusia biasa, tapi pertumbuhan kami lebih lama dari pada manusia”
sambil bingung aku tetap menatap gadis itu bercerita “menurut kakak aku berumur
berapa tahun?” ku perhatikan lagi bentuk tubug dan wajahnya dia memang terlihat
masih kanak kanak “ 8 tahun?”. “mungkin aku masih terlihat seperti seorang
gadis kecil tapi sebenarnya aku telah berumur
49 tahun”, aneh aku jadi makin bingung dengan gadis itu dan keluarganya.
Jadi mereka itu apa sekelompok zombie pemakan manusia, alien pemakan manusia
atau iblis dan dikirim tuhan kebumi? “tapi kenapa kalian tidak ketauan oleh
manusia lain? Polisi atau seseorang dari keluarga bayi yang tadi kamu makan dan
lainnya? Apakah hanya aku yang mengetahui soal kalian ini?”.
Gadis itu kembali memperlihatkan muka sedihnya “selama
hampir 49 tahun aku tidak memiliki teman, keluargaku satu satuan yang tinggal
dinegara ini, dan aku adalah anak satu satunya,ayahku sudah mati karna dihukum
mati oleh polisi diafrika utara beberapa puluh tahun yang lalu” sambil menghela
mapas anak itu menangis “maafkan aku kak aku aku sudah mengikuti kakak dari
beberapa bulan yang lalu, karna menurut aku kakak dapat menjadi temanku”. Aku
cukup terkejut bahwa gadis tersebut dapat menangis dan bernapas juga. Setelah
kita berbincang bincang tentang dia dan kelompoknya aku pun memberi dia nama
panggilan yaitu flo sebuah nama yang kurasa cocok dengan dirinya saat ini.
Dengan sebentar saja kita sudah merasa saling cocok karna aku mengganggap flo adalah
adikku walau pun sebenarnya di jauh lebih tua dariku, begitu juga sebaliknya
dengan flo terhadapku. Kita sembat berfoto bersama dengan kameraku, bermain
ngumpat dibalik pohon dan kami berdua sangat senang kami dapat
berteman.Sekarang aku tahu flo dan keluarganya itu bagaimana mereka bias
merubah bentuk fisik meraka tapi tidak dengan warna mata meraka tapi bentuk
fisik mereka tidak biisa merubah jadi lebih tua ataupun lebih muda. Mereka juga
memiliki kemampuan yaitu semua indra mereka jauh lebih sensitive dari manusia,
mereka juga bisa menghilang berlari secepat kilat dan mereka kuat. Selebihnya
dia sama saja dengan manusia dia bernafas, minum,makan, berkembang
biak,tumbuh,sakit dan bahkan mati untuk selamanya. Hanya saja cara meraka hidup
yang berbeda dengan manusia.
Setelah aku tau tengtang flo dan kelompoknya itu kami menuju
rumahku karna waktu sudah semakin sore, tapi ditengah perjalan kami tiba tiba,
kami dikejutkan oleh sekelompok manusia berjumlah sekitar 10 orang yang
menyeramkan dengan darah berceceran dimasing masing mulut,tangan,dan pakaian
mereka. Aku kembali dibuat terkejut lagi oleh flo karna tiba tiba ia berkata
pada seorang perempuan paling menyeramkan yang berada di tengah barisan. “ibu!
Ibu ngapain ada disini, ibu ngapain dating dengan keluarga yang lain?” “ayuk
kita pulang kamu tidak boleh berteman oleh manusia, manusia pantasnya dimakan
bukan dijadikan teman, manusia itu jahat,ingat itu” perempuan itu atau lebih
tepatnya ibu flo menarik tangan flo, dan membuat flo berdiri diantara kelompoknya
itu.
Aku mulai merasa takut lagi mungkin yang sekarang lebih
takut dari pada tadi saat pertama melihat flo. Leki laki disebelah ibu flo
berkata “lebih baik kita santap saja manusia ini, dia sudah mengetahui banyak
tentang kita”, “iyah kamu benar, aku yang akan mencabut nyawanya terlebih dulu”
ibu flo pun mendekatiku, karna aku takut dijadikan santapan para kanibal itu
aku pun berlari dengan cepat dan ternyata aku tersandung batu dan aku pun
pingsan. Saat aku membuka mata ternyata matahari telah bersinar sesaat aku
berfikir bahwa aku telah mati dimakan kanibal tersebut tapi ternyata itu semua
hanya mimpi. Dan akupun sadar bahwa mimpi itu terasa sangat nyata tidak seperti
mimpi mimpiku yang lainnya.
Karya: Jannisah Dwi R