Jumat, 07 Juni 2013

cerpen "Persahabatan Sejati"

Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senan

gnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat.

Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat.

Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “uswatun, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” agnes seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, anggi  pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas uswatun, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di smp sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “agnes, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. anggi membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan bantal.

Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “uswatun, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” Tanya anggi  padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, agnes,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “uswatun, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar anggi malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. 

Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “uswatun, kenapa ya, Lia malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” anggi curhat padaku tentang agnes yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, lia. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, uswatun, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri.


 Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “uswatun, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” Tanya anggi  padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, agnes,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “uswatun, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar anggi malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. 

Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “uswatun, kenapa ya, Lia malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” anggi curhat padaku tentang agnes yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, lia. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, uswatun, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri.Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. anggi tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, uswatun. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo sahabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” anggi tak kuasa menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya ,angggi Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. 

Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya. 
kita selalu bersama-sama berangkat sekolah selalu bersama dan waktu main selalu bersama ketika waktu aku masih smp dan aku temukan apa arti sahabat sesungguhnya 


Karya: Venny Desiana



puisi "IBU"

Mungkin ini harus terjadi padaku
Aku tak mampu untuk menahan
Hidup tanpamu…

Tolonglah tuhan sudahi hidupku ini
Agar aku bias menemaninya…
Tolonglah tuhan…
Oh ibu betapa sangat berartinya
Dirimu dalam hidupku…

Oh ibu takan ada yang bisa
Menggantikan dirimu dalam hatiku…
Aku rindu buaian manjamu
Aku rindu belaian sayangmu

Sentuhanmu ibu
Bilaku berduka
Kau hibur aku
Kau buat aku tersenyum
Dalam candamu ibu
Kau selalu ku kenang
Takan ku lupakan pengornananmu
Terima kasih ibu
Ibu tercinta


 Karya: Shelly

Berwisata ke Gunung Rinjani Lombok

Gunung rinjani merupakan obyek wisata yang termsuk paling sering dikunjungi oleh wisatawan yang mencari kepusan berpetualang di alam bebas. Terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung dengan ketinggian 3.726 meter diatas permukaan laut ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia setelah gunung Kerinci atau puncak ketiga tertinggi setelah puncak Jaya / Carstenz pyramid di Papua.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Gunung rinjani merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, yang terdaftar di UNESCO sebagai taman geologi di Indonesia.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara/laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut. Sementara di sisi timur, terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m diatas permukaan laut.
Keindahan panorama gunung rinjani terbukti mampu menarik banya perhatian para wisatawan, terlebih pada bulan Juni - Agustus. Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.

Lokasi-lokasi favorit di Gunung Rinjani Lombok
· Gua ada tiga gua yang paling terkenal seperti: goa susu, goa paying, dan goa manik
· Pemandian Air Panas untuk pengobatan
· Kawah danau segara anak sangat luas nampak seperti laut biru
· Local Strawberry tanaman ini berduri seperti mawar dan buahnya berwarna merah seperti strawwbery
· Edelweis atau Bunga Keabadian hanya tumbuh di sekitar taman dan di alam kerajaan roh gaib 
· Puncak Gunung Rinjani
· Gunung Baru Jari atau Gunung Baru


Kunjungi Rumah Kebaya


Rumah Kebaya merupakan rumah adat betawi dengan bentuk atap perisai landai yang diteruskan dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian teras. Bangunannya ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula yang menapak di atas tanah dengan lantai yang ditinggikan. Masyarakat betawi lama memiliki adat untuk membuat sumur di halaman depan rumah dan mengebumikan keluarga yang meninggal di halaman samping kanan rumah.
                  Lisplank rumah kebaya berupa papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama ’gigi balang’. Di bagian tengah sebagai ruang tinggal dibatasi dinding tertutup, di luarnya merupakan terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah. Dinding bagian depan biasanya dibuat dari panil-panil yang dapat dilepas saat pemilik rumah menyelenggarakan acara yang membutuhkan ruang lebih luas. Tiang-tiang rumah lebih tampak jelas di bagian teras, berdiri di atas lantai yang agak naik dari ketinggian tanah di halaman. Terdapat tangga pendek dari batu-bata atau kayu untuk mencapai teras rumah.
                      Ruang-ruang terbagi dengan hirarki dari sifat publik di bagian depan menuju sifat privat dan service di bagian belakang. Beranda depan adalah tempat untuk menerima tamu dan bersantai bagi keluarga yang diberi nama ‘amben’. Lantai teras depan yang bernama ‘gejogan’ selalu dibersihkan dan siap digunakan untuk menerima dan menghormati tamu. Gejogan dihubungkan tangga yang disakralkan oleh masyarakat betawi dengan nama ’balaksuji’, sebagai satu-satunya lokasi penting untuk mencapai rumah. Ruang berikutnya adalah kamar tamu yang dinamakan ‘paseban’. Setelah ruang tamu terdapat ruang keluarga yang berhubungan dengan dinding-dinding kamar, ruang ini dinamakan ‘pangkeng’. Selanjutnya ruang-ruang berfungsi sebagai kamar-kamar tidur dan terakhir adalah dapur yang diberi nama ‘srondoyan’
Sumber    : www. archnewsnusantara.wordpress.com
Foto         : www.kidnesia.com

Jumat, 12 April 2013

Fix A Heart | Demi Lovato

It's probably what's best for you
Mungkin ini yang terbaik untukmu

I only want the best for you

Aku hanya inginkan yang terbaik untukmu
And if I'm not the best, then you're stuck
Dan jika aku bukan yang terbaik, maka kau tak bisa kemana
I try to sever ties and I,
Kucoba memutus ikatan dan aku
Ended up with wounds to bind
Malah terluka karena ikatan
Like you're pouring salt in my cuts
Seolah kau siramkan garam ke lukaku
And I just ran out of band-aids
Dan aku kehabisan perban
I don't even know where to start
Aku tak tahu dimana harus mulai
'Cause you can bandage the damage,
Karna kau bisa membalut luka
You never really can fix a heart
Tak berarti kau bisa sembuhkan hati
Even though I know what's wrong,
Meskipun kutahu apa yang salah
How can I be so sure
Bagaimana mungkin aku bisa yakin
If you never say what you feel, feel
Jika kau tak pernah katakan yang kau rasakan
I must have held your hand so tight,
Aku pasti tlah menggenggam tenganmu begitu erat
You didn't have the will to fight
Hingga kau tak ingin melawan
I guess you needed more time to heal
Kukira kau butuh waktu tuk sembuhkan diri
CHORUS
Baby I just ran out of band-aids
Kasih aku hanya kehabisan perban
I don't even know where to start
Aku tak tahu dimana harus mulai
'Cause you can bandage the damage
Karna kau bisa membalut lukamu
You never really can fix a heart
Tak berarti kau bisa sembuhkan hati
You must be a miracle worker
Kau pastilah pekerja keajaiban
Swearin' up and down,
Bersumpah
You can't fix what's been broken, yeah
Kau tak bisa pulihkan apa yang tlah hancur
Please don't give my hopes up, no no
Tolong jangan beri aku harapan
Baby, tell me how could you,
Kasih, katakan bagaimana kau bisa
Be so cruel
Begitu kejam
It's like you're pouring salt on my cuts
Seolah kau sedang menyiramkan garam pada lukaku
CHORUS
(3x)
Oh no no no no
You never really can fix a heart
Tak berarti kau bisa sembuhkan hati

Rabu, 27 Maret 2013

Strange Creature

Aku tidak tau bagaimana caranya semua mimpi dan imajinasiku bisa terwujud karna hampir semuanya adalah fiksi. Aku Zafrina Jane aku bersekolah di sekolah menengah pertama dikota Whitefish A.S . Aku tinggal bersama ayah dan ibu di dekat bukit indah dengan pohon cemara yang menjulang tinggi, udara dingin,dan banyak hewan yang menakjukan disana. Aku adalah anak satu satunya dan karena itu aku sering merasa kesepian, ayah dan ibuku sama sama sibuk dengan pekerjaan mereka.

Kubuka mata dan cahaya mataharilah yang pertama ku lihat karna jendela yang tepat berada di depan tempat tidurku. Sambil merenggangkan tubuh ku ingat ingat mimpi ku tadi malam tapi aku tidak mengingat mimpiku sama sekali, aku merasa baru tidur lalu bangun dengan cepat. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan aku langsung saja mempersiapkan diriku untuk perjalanan di hutan putih penuh salju. Selesai membersihkan diri aku mencari cari pakaian yang mampu membuatku hangat dalam perjalanan mengelilingi hutan nanti. Kaos lengan panjang didobel suiter sutra dan jaket panjang dengan kupluk adalah baju yang ku rasa cukup untuk membuat tubuhku tidak membeku. Celana jins tepal dengan sepatu bots pun menjadi pelengkap untuk menghangatkan perjalananku. Semua makanan ringan, beberap peralatan untuk kehutan dan tentunya kamera kesayanganku sudah siap didalam ranselku. Aku yakin disana aku pasti akan mendapatkan gambar gambar yang indah.


Perjalanan ku dimulai saat aku mulai memasuki hutan, ditemani pohon cemara di sekelilingku dan di iringi udara yang sangat dingin. Walau tidak ada badai salju sama sekali. Sambil jalan aku menganbil gambar yang indah untuk nantinya ku dokumentasikan dibuku jurnalku. Aku seekor burung hinggap diatas dahan pohon cemara tanpa menunggu aku langsung menganbil gambar tersebut dengan kamera. Aku pun terus menyusuri hutan, baruku sadari disini semakin banyak berubah pohon semakin lebat dan hewan hewan semakin jarang terlihat. Berjalan lurus untuk mencapai titik pusat hutan yang amat indah apalagi dengan adanya salju yang mengelimuti. Beberapa meter lagi aku sampai disana dari te,mpat aku berdiri pun sudah terlihat keindahannya. Sesampainya aku disana aku benar benar menyadari bahwa setelah beberapa tahun aku tidak kesini perubahan yang terjadi amat banyak dan makin membuatku takjub akan hutan ini. 

Sambil mengambil gambar disekeliling aku pun melihat jalan setapak menuju ujung hutan dan pegunungan yang sudah tertutupi pohong dan semak semak tinggi dan putih oleh salju. Tak ada satupun sudut pandang disana yang gambarnya tidak tertangkap oleh kameraku. Saat aku melihat kearah jam 3 aku melihat seorang anak perempuan berambut pirang panjang sedang menunduk sendirian saat aku dekatin dari sisi samping anak tersebut. Amat terkejutnya aku bahwa ia sedang memakan seorang anak bayi,aku langsung berbalik badan dan berfikir kalau dia hanyalah halusinasiku

Tapi saat aku mau berjalan menjauhi anak tersebut tiba tiba anak perempuan itu menghadangku, seketika aku langsung terdiam kaget dan ketakutan. Disaat aku ingin berteriak si gadis cilik itupun berkata “maaf ka, aku tidak bermaksut membuat kaka takut atau apapun”, sambil ketakutan aku beranikan diri untuk menjawab “kamu siapa? Ngapain kamu disini sendirian? dan untuk ada kamu memakan bayi itu?”  gadis itu menunduk didepanku dengan pakaian yang berlumuran darah manusia  “aku tidak bisa menceritakannya pada kakak”. “okeh kalau kamu tidak mau menceritakannya pada aku, izinkan aku untuk pergi dari sini dan aku tidak akan menggangu kamu lagi”, gadis itu pun memandangiku dengen muka sedih “aku hanya ini ikut kakak memotret pemandangan disini, kumohon boleh yah kak.. aku ga akan mengganggu kakak, dan kakak pun ga perlu takut sama aku karna aku tidak akan menyakiti kakak” aku berfikir untuk membohongi ganis ini saja supaya aku dapat memotret lagi dengan tenang karna gadis itu sangat membuat takut aku. Gadis itu kembali memohon lagi “aku mengerti kakak masih tidak dapat mempercayai ku, disepanjang jalan aku akan ceritakan diriku ini apa dan semua yangkakak ingin tahu dari aku, tapi tolong jangan beritahukan kepada orang lain”. Entah mantra apa yang digunakan gadis itu hingga bias membuat aku tidak merasa taku lagi kepadany den membuat aku percaya  pada dia. “okeh akan ku izinkan kau ikut denganku sebentar saja, pertanyaan pertama buat kamu, kamu ini mahkluk apa? Kanibal?” smbil berjalan gadis itu menjawab pertanyaanku “aku pun tidak tahu kami ini mahkluk sejenis apa, tapi kami meyakini bahwa kami adalah seorang kanibal” aku memandangi wajahnya yang sama seperti manusia biasa, hanya saja matanya yang hitam pekat yang tidak kontras dengan warna rambut dan kulitnya.

Aku bertanya lagi pada gadis itu sambil terus berjalan penuju arah pulang dengan lambat “kemu punya keluarga? Berapa banyak? Dan mereka semua kanibal sama sepertimu?”. “iyah mereka semua sama sepertiku dan mereka tersebar diseluruh belahan dunia” gadis itu menjawab sambil balik menatapku “lalu kenapa kamu harus menjadi seorang kanibal?” aku mengira bahwa mereka adalah manusia kanibal. Tapi dia bukan manusia dan mungkin makluk lain. “aku atau bisa dibilang kami tidak dapat hidup tanpa meminum darah  manusia dan memakan daging manusia ”gadis itu menjawab dengen suara pelan. Kami pun memutuskan untuk duduk sejenak di batang pohon “kalian bias mati? Dan berkembang maupun berkembang biak?”, “ ya sama seperti manusia biasa, tapi pertumbuhan kami lebih lama dari pada manusia” sambil bingung aku tetap menatap gadis itu bercerita “menurut kakak aku berumur berapa tahun?” ku perhatikan lagi bentuk tubug dan wajahnya dia memang terlihat masih kanak kanak “ 8 tahun?”. “mungkin aku masih terlihat seperti seorang gadis kecil tapi sebenarnya aku telah berumur  49 tahun”, aneh aku jadi makin bingung dengan gadis itu dan keluarganya. Jadi mereka itu apa sekelompok zombie pemakan manusia, alien pemakan manusia atau iblis dan dikirim tuhan kebumi? “tapi kenapa kalian tidak ketauan oleh manusia lain? Polisi atau seseorang dari keluarga bayi yang tadi kamu makan dan lainnya? Apakah hanya aku yang mengetahui soal kalian ini?”.

Gadis itu kembali memperlihatkan muka sedihnya “selama hampir 49 tahun aku tidak memiliki teman, keluargaku satu satuan yang tinggal dinegara ini, dan aku adalah anak satu satunya,ayahku sudah mati karna dihukum mati oleh polisi diafrika utara beberapa puluh tahun yang lalu” sambil menghela mapas anak itu menangis “maafkan aku kak aku aku sudah mengikuti kakak dari beberapa bulan yang lalu, karna menurut aku kakak dapat menjadi temanku”. Aku cukup terkejut bahwa gadis tersebut dapat menangis dan bernapas juga. Setelah kita berbincang bincang tentang dia dan kelompoknya aku pun memberi dia nama panggilan yaitu flo sebuah nama yang kurasa cocok dengan dirinya saat ini. Dengan sebentar saja kita sudah merasa saling cocok karna aku mengganggap flo adalah adikku walau pun sebenarnya di jauh lebih tua dariku, begitu juga sebaliknya dengan flo terhadapku. Kita sembat berfoto bersama dengan kameraku, bermain ngumpat dibalik pohon dan kami berdua sangat senang kami dapat berteman.Sekarang aku tahu flo dan keluarganya itu bagaimana mereka bias merubah bentuk fisik meraka tapi tidak dengan warna mata meraka tapi bentuk fisik mereka tidak biisa merubah jadi lebih tua ataupun lebih muda. Mereka juga memiliki kemampuan yaitu semua indra mereka jauh lebih sensitive dari manusia, mereka juga bisa menghilang berlari secepat kilat dan mereka kuat. Selebihnya dia sama saja dengan manusia dia bernafas, minum,makan, berkembang biak,tumbuh,sakit dan bahkan mati untuk selamanya. Hanya saja cara meraka hidup yang berbeda dengan manusia.

Setelah aku tau tengtang flo dan kelompoknya itu kami menuju rumahku karna waktu sudah semakin sore, tapi ditengah perjalan kami tiba tiba, kami dikejutkan oleh sekelompok manusia berjumlah sekitar 10 orang yang menyeramkan dengan darah berceceran dimasing masing mulut,tangan,dan pakaian mereka. Aku kembali dibuat terkejut lagi oleh flo karna tiba tiba ia berkata pada seorang perempuan paling menyeramkan yang berada di tengah barisan. “ibu! Ibu ngapain ada disini, ibu ngapain dating dengan keluarga yang lain?” “ayuk kita pulang kamu tidak boleh berteman oleh manusia, manusia pantasnya dimakan bukan dijadikan teman, manusia itu jahat,ingat itu” perempuan itu atau lebih tepatnya ibu flo menarik tangan flo, dan membuat flo berdiri diantara kelompoknya itu.

Aku mulai merasa takut lagi mungkin yang sekarang lebih takut dari pada tadi saat pertama melihat flo. Leki laki disebelah ibu flo berkata “lebih baik kita santap saja manusia ini, dia sudah mengetahui banyak tentang kita”, “iyah kamu benar, aku yang akan mencabut nyawanya terlebih dulu” ibu flo pun mendekatiku, karna aku takut dijadikan santapan para kanibal itu aku pun berlari dengan cepat dan ternyata aku tersandung batu dan aku pun pingsan. Saat aku membuka mata ternyata matahari telah bersinar sesaat aku berfikir bahwa aku telah mati dimakan kanibal tersebut tapi ternyata itu semua hanya mimpi. Dan akupun sadar bahwa mimpi itu terasa sangat nyata tidak seperti mimpi mimpiku yang lainnya.
Karya: Jannisah Dwi R

Jumat, 22 Februari 2013

Diamond - Rihanna

Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond


Find light in the beautiful sea

I choose to be happy
You and I, you and I
We’re like diamonds in the sky



You’re a shooting star I see

A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky



I knew that we’d become one right away

Oh, right away
At first sight I left the energy of sun rays
I saw the life inside your eyes



So shine bright, tonight you and I

We’re beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shining bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shining bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky



Palms rise to the universe

As we moonshine and molly
Feel the warmth, we’ll never die
We’re like diamonds in the sky



You’re a shooting star I see

A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky



At first sight I felt the energy of sun rays

I saw the life inside your eyes



So shine bright, tonight you and I

We’re beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shining bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shining bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond



So shine bright, tonight you and I

We’re beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re beautiful like diamonds in the sky



Shine bright like a diamond

Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond